MAKALAH
RANCANGAN PEMERIKSAAN E-COLI PADA BAHAN PANGAN
DISUSUN
OLEH :
1.
ARIF ROMADON (04)
2.
DHIYAA ANISAH (07)
3.
ILHAM FAJAR ALI (13)
4.
M. JA’FAR SODIK (21)
5.
RIFAN PRAYOGO (28)
6.
SILVIA MAHARANI (30)
SMK
NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
TAHUN
AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa,karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang
berjudul ‘Rancangan Pemeriksaan E-Coli Pada
Bahan Pangan’.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing
yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada
hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini.
Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai
masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami
harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga makalah yang
kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Temanggung, 11 Mei 2015
Penyusun,
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah yang berjudul “RANCANGAN
PEMERIKSAAN E-COLI PADA BAHAN PANGAN ” telah disahkan dan disetujui pada :
Hari
:
Tanggal :
Disetujui oleh :
Pembimbing I
YOTIE KURNIA TUNIKA.S.Si
|
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………..1
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………….2
HALAMAN
PENGESAHAN……………………………………………………………………3
HALAMAN DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….4
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………………5
A. LATAR
BELAKANG……………………………………………………………….............……5
B.
TUJUAN………………………………………………………………………………….............5
C. MANFAAT………………………………………………………………………………..............5
D.WAKTU
DAN TEMPAT…………………………………………………………………..5
BAB II : DASAR
TEORI/LANDASAN TEORI…………………………………………………6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................11
A.
ALAT DAN
BAHAN.....................................................................................................................11
B.
CARA
KERJA................................................................................................................................11
BAB IV : PEMBAHASAN……………………………………………………………………...12
BAB V : PENUTUP……………………………………………………………………………..13
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………….............13
B. SARAN…………………………………………………………………………………..............13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………14
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap kejidupan makhluk hidup, tidak
akan bisa lepas pada bakteri. Begitu juga dengan produk perikanan. Bakteri di
dalam kehidupan kita memiliki peran yang kadang kala merugikan dan juga kadang
kala menguntungkan. Pada produk perikanan terutama produk yang akan dikonsumsi
oleh manusia harus terbebas dari kandungan bakteri yang merugikan konsumen
patogen).
Untuk itulah perlu adanya sebuah pengamatan
yang dilakuakan dan penanganan khusus untuk dapat mereduksi atau menghilangkan
bakteri yang dapat merusak produk perikanan dan terutama lagi harus terbebas
dari bakteri patogen yang sangat merugikan manusia. Untuk itulah kita dapat
melihat berbagai jenis bakteri pada produk perikanan.
B. Tujuan
Mengetahui
kandungan bakteri E. Coli, Salmonella dan Staphylococcusproduk
ikani.
C. Manfaat
1. Praktikan
dapat mengetahui cara-cara mengokulasi bakteri E. Coli dan patogen dengan
berbagai medium.
2. Praktikan
dapat mengetahui cara menghitung kandungan bakteri patogen di berbagai produk
perikanan.
D. Waktu dan Tempat
Hari /
Tanggal :
Jam :
Tempat :
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri adalah
kelompok mikroorganisme yang sangat penting karenan pengaruhnya yang
membahayakan maupun menguntungkan. Mereka tersebar luas di lingkungan sekitar
kita. Mereka dijumpai di udara, air dan tanah, dalam usus binatang, pada lapisan
yang lembab pada mulut, hidung atau tenggorokan, pada permukaan tubuh atau
tumbuhan. Patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan penyakit. Semua virus
bersifat patogenik, tetapi hanya beberapa yang bersifat patogenik terhadap
manusia. Bakteri tertentu juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Beberapa jenis penyakit tersebut dapat dipindahkan lewat pangan, di antaranya
keracunan makanan, kolera dan tifus (Gaman 1992).
Bakteri
patogen lebih berbahaya daripada bakteri saprobe terhadap keselamatan manusia,
dan makanan merupakan perantara yang baik bagi menularnya bakteri pathogen dari
seseorang kepada orang lain. Penyakit-penyakit perut seperti disentri, tipus,
kolera, dapat berjangkit pada seseotang setelah termakan olehnya makanan yang
mengandung bibit penyakit tersebut. Lebih-lebih di waktu sedang berkecamuk
seatu wabah penyakit perut, tiap makanan yang dukerumuni lalat haruslah
dicurigai (Dwidjoseputro 1998).
Bakteri
Coliform merupakan kelompok bakteri yang secara umum ditemukan pada tinja
(faeses) manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri Coliform terdiri atas 4
genus, yaitu ; Escherichia, Enterobacter, Klebsiella dan Citrobacter. Adanya
bakteri coliform pada bahan makanan menunjukkan tingkat sanitasi penanganan
suatu produk. Sebab
adanya bakteri coliform diartikan sebagai adanya cemaran tinja (faeses).
Kelompok Coliform umumnya secara internasional dipakai sebagai ukuran standart
sanitasi bahan makanan baik makanan segar maupun olahan yang berasal dari ikan,
hewan ternak maupun hasil pertanian. Jumlah cemaran bakteri coliform pada ikan
segar yang masih diperbolehkan ada, secara International adalah sebesar 100
bakteri per gram daging (anonimus, 1990).
Suatu individu
mikroorganisme barangkali pada lingkungan yang berbeda dapat masuk pada
masing-masing kelompok dari keempat kelompok tersebut. Sebagai contoh
bakteri Escherichia coli secara umum termasuk innert.
Namun pada keadaan lain dapat bersifat patogenik, karena dapat menyebabkan
keracunan pangan. Strain tertentu dapat menyebabkan kerusakan
pangan tanpa menyebabkan timbulnya penyakit. Staphylococcus merupakan bakteri
cocci berukuran besar, terdapat dirongga hidung manusia maupun pada beberapa
jenis hewan tertentu dan pada kulit. Staphylococcus aureus menginfeksi
luka-luka, menyebabkan rasa panas dan bisul-bisul. Ini juga salah satu penyebab
yang umum pada keracunan pangan. Salmonella merupakan bakteri berbentuk batang
pandek dan aerobic. Habitat utamanya adalah saluran usus manusia dan
hewan. Salmonella
typhi menyebabkan
demam tifus dan beberapa spesies lain menyebabkan keracunan pangan. (Gaman
1992).
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu
: perhitungan pada cawan petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN metode), dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga
tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test),
dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan
coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN
sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat
di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini
memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman,
sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah
amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Output
metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel.
Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah
individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram.
Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,
terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Dwidjoseputro,
1994).
Bakteri
coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri
coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya
pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).
Salah
satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri
coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering
disebut sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika
dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya memerlukan
uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Dwidjoseputro,
1994).
Istilah
bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri
indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadannya dalam pangan menunjukkan
bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang
mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji
pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang
lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri
tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih
tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang
berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri
patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli,
kelompokStreptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium
perfringens(Hastowo, 1992).
Pengukuran
kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam
penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah
mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung,
antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber).
Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count).
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total
plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan
atau turbidimetri) (Hastowo, 1992).
Berbagai
macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji
kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif
bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk
menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap
tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan
komposisi bahan pangan (Hastowo, 1992).
Metode
MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum
digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup
bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif
dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan
pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hastowo, 1992).
Dalam
metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang menggunakan
medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan
atau terbentuk gas dalam tabung durham (Lay, 1992).
Pendekatan
lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN. Metode MPN
didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini umumnya
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi
adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum.
Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak
membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang
dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri
tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung reaksi untuk setiap kelompok. Apabila
dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5
seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator
perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung
berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose
Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3
gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol
Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media
LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar
laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992).
MPN
(most Probable Number). Metode hitungan cawan dengan menggunakan medium padat,
tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi.
Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni yang
ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik yang membentuk gas.
Untuk setiap pengenceran pada umumnya dengan menggunakan 3 atau 5 seri tabung.
Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi,
tetapi alat gelas (tabung reaksi) yang digunakan juga lebih banyak
(Dwidjosepuutro, 2005).
Perhitungan
bakteri hidup dilakukan dengan cara seri pengenceran. Cara ini secara luas
digunakan untuk menghitung bakteri hidup dalam berbagai cairan seperti air,
susu, biakan cair dan sebagainya. Serentetan pengenceran dibuat untuk kemudian
ditanam dalam medium pembiakan bulyon agar dan setelah inkubasi jumlah koloni
dihitung. Setelah dikonversi sesuai dengan pengencerannya, akan diketahui
jumlah bakteri per milliliter. Karena pengenceran dikerjakan secara lipat ganda
atau secara desimal, maka angka yang diperoleh hanya angka perkiraan, yang biasa
disebut Most Probable Number (MPN) (Irianto, 2006).
Prinsip
untama dari metode MPN ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang
tetapi tidak selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin
rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang
muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran
yang dilakukan) maka semakin jarang tabung reaksi positif yang muncul. Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif
“kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung dari probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat
memasukkannya kedalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi
metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negative (tidak) ini menggambarkan
konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan (Dwidjoseputro,
2005).
Dalam
metode MPN pengenceran sampel harus lebih tinggi daripada pengenceran pada
hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang
diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung 1 jasad
renik, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari 1 sel, sedangkan tabung
yang lain mengandung sel sama sekali. Dengan demikian setelah inkubasi
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung, yang dinyatakan sebagai
tabung positifm sedangkan tabung lainnya negatif (Waluyo, 2004).
Metode
MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang
berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat
dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10 dari sampel tersebut. Kelompok
jasad renik yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung
dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan (Dwidjoseputro, 2005).
Lebih
lanjut mengenai metode MPN, dari setiap pengenceran masing-masing dimasukkan 1
ml masing-masing ke dalam tabung yang berisi medium, dimana untuk setiap
pengenceran digunakan 3 atau 5 seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu, dihitung jumlah tabung yang positif. Kriteria tabung positif
atau tidak ditandai dengan timbulnya kekeruhan atau gas pada tabung
durham. Misalnya pada pengnceran pertama, 3 tabung menghasilkan pertumbuhan
positif, pada pengenceran ke 2 tabung positif, pada pengenceran ke 3 satu
tabung positif, dan pada pengenceran teakhir tidak ada tabung yang positif.
Kombinasinya menjadi 3,2,1,0 dan jika diambil 3 pengenceran pertama
kombinasinya menjadi 3,2,1. Angka kombinasi ini kemudian dicocokkan dengan
table MPN
BAB III. METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Alat dan Bahan
1. Alat
– Tabung reaksi
– Bunsen
– Petridish
– Timbangan
– Pipet
ukur 1 ml
– Kertas
label
– Pisau
– Mortir
– Botol
2. Bahan
– Terasi
– Udang
– Pindang
– Bakso
ikan
– Bandeng
– Medium
EA
– Medium
SS-Agar
– Medium
S110 Agar
B.
Cara Kerja
1. Bahan
dihaluskan secara aseptik
2. Diambil
11 gr dan dimasukkan ke dalam botol berisi 99 ml air steril lalu dikocok
(pengenceran 10-1)
3. Diambil
1 ml dari botol dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 yang berisi 9 ml air
steril kemudian dikocok (pengenceran 10-2)
4. Diambil
1 ml dari pengenceran 10-2 dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 2 yang berisi 9 ml air steril kemudian dikocok (pengenceran 10-3)
5. Pengenceran
dilakukan sampai dengan 10-4
6. Membuat
plating secara duplo di petridish dengan cara mengambil sebanyak 0,1 ml dari
masing-masing pengenceran untuk setiap pengujian :
`a. E. Coli 10-3 10-4 10-5
b. Salmonella 10-3 10-4 10-5
c. Staphylococcus 10-3 10-4 10-5
7. Inkubasi
selama 2 x 24 jam
8. Mengamati dalam
petridish mengenai kenampakan E. Coli, Salmonella,
Staphylococcus kemudian dihitung jumlahnya
BAB IV. PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui bakteri patogen dan bakteriE.
Coli pada produk perikanan. Kedua jenis bakteri tersebut
merupakan bakteri yang sangat mudah tumbuh pada produk perikanan bila tidak
ditangani secara benar. Keduan jenis bakteri ini dapat merugikan manusia jika
mengkonsumsinya sehingga dalam menggunakan produk perikanan dapat dipastikan
kandungan kedua bekateri tersebut harus rendah atau tidak ada sama sekali.
Pada
pengamatan yang dilakukan digunakan medium EA untuk dapat mengetahui
pertumbuhan E. Coli pada produk perikanan yang akan
diteliti. Pada pengamatan yang dilakukan ternyata pada udang, pindang, terasi
dan nugget ikan tidak ditemukan adanya bakteri E. Coli. Ini
disebabkan karena suhu yang tidak sesuai untuk pertumbuhan bakteri ini. Suhu
dingin dapat mematikan dan menghambat proses pertumbuhan bakteri E.
Coli. Tidak ditemukan pada keempat bahan karena terdapat pendinginan
terlebih dahulu dan belum melakukan thowing secara sempurna sehingga kadar
bakteri sangat rendah malah sampai tidak ada satupun bakteri ini yang tumbuh.
Sedangkan pada bandeng dapat tumbuh karena bandeng yang digunakan belum
mengalami perlakuan yang dapat menghambat bakteri ini sehingga dapat tumbuh
dengan jumlah 3,0×103 cfu/g. Ini terjadi pada bandeng karena
kandungan air yang cukup untu pertumbuhan bakteri, substrat yang memang cocok
untuk pertumbuhan bakteri serta pH yang optimum yaitu pada kondisi basa
(8,5-9,5). selain itu juga disebabkan memang kondisi fisik ikan bandeng yang
sudah rusak.
Pada
medium SS-Agar digunakan untuk mengetahui sejumlah Salmonella yang
tumbuh pada produk perikanan. Pada praktikum ini, Salmonella hanya
tumbuh sedikit pada udang karena memang kondisi yang cocok yaitu pH yang
sesuai, kadar air yang tidak terlalu banyak, serta kelembaban dari udang
sendiri yang cocok untuk pertumbuhan Salmonella. Pada trasi,
nugget, bandeng dan pindang tidak terdapat karena telah mengalami perlakuan
sehingga dapat mematikan bakteri ini. Salmonellabanyak hidup pada
ikan dan memiliki sifat yang patogen (dapat menyebabkan penyakit pada manusia)
yang dapat hidup di danau, air selokan dan muara-muar sungai (Hadiwiyoti,
1993).
Pada
medium S110-Agar digunakan untuk menumbuhkan Staphylococcus. Pada
pengamatan ternyata pada terasi, nugget ikan dan pada udang tidak terdapat
pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus. Ini terjadi kemungkinan
karena sudah mengalami pengolahan terutama pada terasi dan nugget yang disana
sudah terjadi perubahan suhu dan pH sehingga dapat mematikan bakteri ini.
Sedangkan pada udang kemungkinan karena memang substrat yang tidak cocok untuk
pertumbuhanStaphylococcus. Bakteri ini sangat cocok untuk tumbuh pada
udang sungai. Pada pndang dan bandeng masing memilki Staphylococcus sebesar
5,0×106 cfu/g
dan 3,0×107 cfu/g.
Bakteri ini memeng cocok tumbuh pada ikan yang memiliki lendir yang cukup
banyak dan juga kandungan air yang cukup banyak sehingga banyak ditemukan di
dalam pindang dan bandeng. Selain itu juga substrat yang dimiliki
oleh keduanya sangat cocok untuk pertumbuhan Staphylococcus.
Sebenarnya pembusukan yang sering dilakukan oleh Staphylococcus adalah
pada udang sungai (Hadiwiyoto, 1993).
BAB
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Bandeng merupakan produk perikanan yang
banyak ditumbuhi oleh bakteri E. colidan Staphylococcus.
2.
Udang merupakan produk perikanan yang
banyak ditumbuhi oleh Salmonella.
3.
E. Coli, Salmonella dan Staphylococcus merupakan
bakteri yang bersifat patogen dan berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia dalam
jumlah tertentu.
B. Saran
1.
Sebaiknya digunakan preparat yang
masih fresh sehingga kita dapat mengetahui bakteri apa saja
yang tumbuh dan factor-faktor apa saja yang menyebabkan pertumbuhan bakteri
pathogen.
2.
Diperkaya jenis preparatnya sehingga dapat
mengetahui secara detail bakteri yang patogen.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D.Prof
Dr. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.Jakarta.
Gaman,
P.M dan Sherington, K.B. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Anonimus, 1990. Microbiological
Quality Control of Foodstuffs. Merck. Frankfurer Strasse, Germany
https://akutresno.wordpress.com/2012/02/26/pemeriksaan-bakteri-ecoli/(
dikses pada 11 mei 2015 jam 9:05 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar