Rabu, 21 Desember 2016

MANAGEMENT LABORATORIUM
MAKALAH TENTANG PERKEMBANGAN ISO 17025

Hasil gambar untuk logo stembatema
Disusun oleh :
Kelompok 1
Arif Romadon                                       (04)
Ayu Andira                                            (05)
Fajar Setyo Waluyo                               (10)
Khalis Soya Excelsa                              (15)
Nanda Wahyuningrum                          (22)
Wahyu Kristayuni                                  (33)                      

Kelas 3 Kimia Analis 1
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Jl. Kadar Maron Kotak Pos. 104, Telp. (0293) 491576 Temanggung 56221
2016/2017
BAB 1
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.
ISO/ IEC 17025 merupakan standar mutu yang dibuat untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi. ISO/ IEC 17025: 2005 merupakan Persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium yang mengatur semua aspek dan elemen pengendalian kualitas pada jasa laboratorium penguji/ kalibrasi maupun manufaktur melalui akreditasi yang diterbitkan pada tahun 2005, dan dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Persyaratan Manajemen dan Persyaratan Teknis. Persyaratan manajemen terkait dengan operasi dan keefektifan sistem manajemen mutu dalam laboratorium dan memiliki persyaratan yang sama dengan ISO 9001. Persyaratan teknis yaitu terkait dengan alamat kompetensi staf, metodologi pengujian, peralatan dan kualitas dan pelaporan hasil pengujian dan kalibrasi. ISO/ SNI mendefinisikan akreditasi sebagai pengakuan formal terhadap laboratorium penguji/ kalibrasi yang mempunyai kompetensi untuk melakukan pengujian/kalibrasi tertentu.
Menerapkan ISO/ IEC 17025 memiliki manfaat bagi laboratorium tetapi ada juga pekerjaan tambahan dan biaya yang diperlukan. Penggunaan ISO/ IEC 17025: 2005 dapat menfasilitasi kerjasama antar laboratorium dan lembaga-lembaga lainnya, membantu pertukaran informasi dan pengalaman, dan membantu harmonisasi standar dan prosedur. Akreditasi laboratorium mampu memberikan jaminan mutu dan keakuratan data hasil uji/kalibrasi sekaligus menjamin kompetensi laboratorium penguji/kalibrasi. Di Indonesia laboratorium diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Untuk dapat diakreditasi sebagai laboratorium yang kompeten, laboratorium tersebut harus menerapkan standar SNI ISO/ IEC 17025: 2005-Persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium Penguji/ Kalibrasi.
ISO 17025 dikembangkan dan diterapkan sehingga hasil dari pengujian dan kalibrasi laboratorium diakui karena kemampuan yang dimiliki dan wilayah yang kompetensi. Semua pengukuran dan keputusan harus akurat, diulangi, diverifikasi, biaya yang efektif, tepat waktu, dan dipercaya pengukuran, pendapat, dan rekomendasi. ISO 17025 dapat membantu dalam menjamin hal ini terjadi untuk yang pertama kalinya, setiap waktu, dan tepat waktu.Tanpa jaminan tersebut maka akan mengakibatkan data, pendapat, dan rekomendasi yang segera dicurigai, dipertanyakan, berisiko, dan dikurangi nilai juga kegunaan.
Manfaat ISO/ IEC 17025 :
1.      Akan mendapatkan akses langsung yang lebih kontrak untuk pengujian maupun
kalibrasi.
2.      Akan meningkatkan reputasi dan citra laboratorium, membantu untuk mendapatkan lebih banyak kontrak dari organisasi-organisasi yang tidak mendapatkan akreditasi tetapi memberikan preferensi untuk akreditasi laboratorium dalam situasi yang kompetitif.
3.      Saat dilaksanakan dengan benar, sistem mutu dapat membantu untuk terus meningkatkan kualitas data dan efektivitas laboratorium.
4.      ISO/ IEC 17025 merupakan dasar untuk sebagian besar sistem mutu lainnya yang berhubungan dengan laboratorium, misalnya Good Manufacturing Practices (GMP)dan Good Laboratory Practices (GLP)

B.   PERKEMBANGAN SISTEM MUTU LABORATORIUM ATAU SERI ISO/IEC 17025

Semakin pesatnya perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi pada akhir milenium ke-2 (sekitar akhir 1970-an) membawa dampak yang sangat besar terhadap tatanan hidup dunia pada awal milenium ke-3. Perubahan yang sangat cepat tersebut membawa dampak di segala bidang dan di segala tatanan hidup manusia yang menuntut kebebasan interaksi antar manusia tak mengenal batas karena begitu pesatnya perkembangan industri teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut akhirnya menimbulkan persaingan yang sangat ketat di pasar dalam negeri maupun pasar internasional.
Pada tahun 1977 didirikanlah ILAC, sebagai organisasi kerjasama internasional antara berbagai badan akreditasi laboratorium yang ada di seluruh dunia. Bertujuan untuk untuk menciptakan persetujuan saling pengakuan antara anggota.

1.      Perkembangan ISO 17025
Secara garis besar perkembangan sistem mutu laboratorium atau ISO 17025 terdiri dari:
Pada tahun 1978 ILAC mengembangkan suatu persyaratan teknis untuk laboratorium pengujian sebagai kriteria teknis akreditasi laboratorium. Persyaratan tersebut diajukan kepada International Organization of Standardization (ISO) untuk dapat diterima secara internasional. Sebagai hasilnya, pada tahun 1978 ILAC menerbitkan persyaratan tersebut sebagai ISO Guide 25: 1978.
Sebagai sistem akreditasi laboratorium yang berlaku di seluruh dunia, ISO Guide 25: 1978 merupakan edisi pertama sistem mutu laboratorium yang mulai diterapkan. Namun dalam penerapannya dirasa kurang sempurna sehingga dibutuhkan persyaratan yang lebih jelas dan tegas. Karena itu ILAC kembali mengadakan pertemuan pada tahun 1980. Hasil pertemuan tersebut mendesak ISO khususnya the ISO Committee on Certification (ISO/CERTICO) untuk melakukan revisi. Komisi tersebut menghasilkan dokumen yang disetujui oleh dua organisasi internasional yaitu The International Electrochemical Commission (IEC) dan ISO pada tahun 1982 yang kemudian diterbitkan sebagai ISO/IEC Guide 25: 1982.

Dalam ISO/IEC Guide 25: 1982 persyaratan kompetensi laboratorium menjadi lebih jelas dan lebih tegas. Sejak penerapan ISO/IEC Guide 25: 1982 penggunaan sistem mutu laboratorium berkembang pesat dikarenakan banyak Negara menggunakannya sebagai dasar untuk membentuk sistem mutu laboratorium. Selain itu juga digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui kemampuan laboratorium baik oleh badan akreditasi laboratorium maupun pelanggan.
Bersamaan dengan penggunaan ISO/IEC Guide 25: 1982, terjadi perubahan dunia menuju diberlakukannya pendekatan sistem mutu di pabrik, industri, maupun jasa pelayanan. Situasi itu mendorong perlunya penyempurnaan standar dalam bidang jaminan mutu. Perkembangan antara sistem manajemen mutu pada industri dengan standar sistem mutu di laboratorium dalam waktu hampir bersamaan mendorong terbentuknya “Standar Sistem Mutu Laboratorium”. Pada tahun 1988 ILAC mengadakan pertemuan dan meminta ISO untuk merevisi lebih lanjut ISO/IEC Guide 25: 1982.
                                                                                                                                    
c.       ISO/IEC Guide 25:1987
Standar ISO tentang SMM versi 1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu organisasi:
·         ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang memiliki aktivitas menciptakan produk baru.
·         ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk baru.
·         ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja.
·         ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya, namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada kesesuaian dengan prosedur-prosedur daripada terhadap proses manajemen secara keseluruhan.


d.      Versi 1994
Standar ISO tentang SMM versi 1994 menekankan QA melalui tindakan preventif, sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap melanjutkan pembuktian kepatuhan dengan prosedur-prosedur terdokumentasi. Dan karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi cenderung menghasilkan begitu banyak manual prosedur sehingga membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi yang tidak perlu.

e.       Versi 2000
Standar ISO tentang SMM versi 2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO 9000 ini dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran, pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, daripada hanya melakukan inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara keseluruhan, dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke administrator yunior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan. Kritisi terhadap versi 1994, terkait dengan beban dokumentasi sistem manajemen mutu, ditanggapi pada versi 2000 sebagai berikut:
Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2000, organisasi harus mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah diterapkan secara efektif. Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2000. Bukan dokumentasi yang menentukan proses. ISO 9001:2000, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi mengembangkan jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan peningkatan dari efektifitas SMM. Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan ”documented quality management system”, and not a “system of documents”.

f.      ISO/IEC 17025:2005
Indonesia mengadopsi ISO/IEC 17025:2005 menjadi SNI 19-17025:2005 melalui Badan Standarisasi Nasional (BSN). Kepala Badan Standarisasi Nasional selaku Ketua Komite Akreditasi Nasional memutuskan bahwa SNI 19-17025:2005 tentang persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, sebagai persyaratan akreditasi laboratorium yang berlaku mulai tahun 2005. Dengan demikian dapat kita ketahui sejarah perkembangan ISO 17025 mulai dari awal terbentuknya hingga ISO 17025 yang telah mengalami beberapa kali revisi untuk mencapai tujuan laboratorium yang sesuai dengan penerapan ISO 17025 metode pelaksanaan :
1. Pengorganisasi Program dan Perencanaan Training Interpretasi 17025
2. Pengembangan Dokumentasi Mutu Laboratorium, Pengendalian Dokumen
3. Penerapan Sistem Manajemen Laboratorium
4. Training Audit Internal 17025
5. Audit Internal
6. Pra-akreditasi / Audit Persiapan
7. Akreditasi : Akan dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk ruang lingkup akreditasi yang sesuai dengan kegiatan Laboratorium
8. Tindak Lanjut Setelah Akreditasi Selanjutnya KAN akan melakukan audit pemantauan (survailen) secara berkala (paling lambat 1 tahun sesudah akreditasi, dan paling lama 27 bulan setelah akreditasi) sesuai dengan prosedur KAN. Masa akreditasi akan berakhir setelah 4 tahun. Bila laboratorium ingin memperpanjang masa akreditasinya, maka laboratorium harus mengajukan permohonan re-akreditasi 3 tahun setelah akreditasi untuk dilakukannya asesmen ulang.
Metoda pengujian dan validasi metode menurut ISI 17027 : 2005
1.      Menggunakan metode yang sesuaiuntuk semua pengujian di dalam lingkupnya
2.      Metode yang digunakan adalah STANDAR yang dipublikasikan secara internasional, regional atau nasional dan yang merupakan edisi mutakhir yang berlaku
3.      Metode yang dikembangkan atau yang diadopsi dapat juga digunakan bila sesuai penggunaannya dan bila telah di validasi Jika menggunakan metode yang tidak di cakup oleh metode baku, hal ini harus mendapat persetujuan pelanggan dan harus mencakup spesifikasi yang jelas dari persyaratan pelanggan dan tujuan dari pengujian Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus di penuhi ” Kebutuhan akan validasi
4.      Jaminan mutu, menyediakan metode pengujian yang valid sehingga menghasilkan data hasil ukur yang dapat di percaya
5.      Mengevaluasi kesesuaian metode terhadap sarana dan prasarana yang terdapat di tempat aplikasi • Mengevaluasi kompetensi laboratorium ( alat, analis) melalui perbandingan terhadap data valid ” Accuracy merupakan tingkat kedekatan hasil uji yang didapat oleh pengerjaan prosedur terhadap nilai sebenarnya ”
Precision adalah tingkat kesaksamaan nilai beberapa hasil pengujian berulang. terdiri dari :
 • Repeatability yaitu kemampuan menghasilkan kesaksamaan hasil uji dari penggunaan berulang prosedur dalam periode singkat, menggunakan laboratorium, peralatan dan analis yang sama.
• intra Reproducibility yaitu kemampuan menghasilkan kesaksamaan hasil uji dari penggunaan berulang prosedur dalam periode lebih lama, menggunakan laboratorium, peralatan yang sama dengan analis yang berbeda.
• inter reproducibility didefenisikan sebagai kemampuan menghasilkan kesaksamaan hasil uji dari penggunaan berulang prosedur terhadap contoh yang sama, menggunakan laboratorium-laboratorium , peralatan dan oleh analis yang berbeda.  

g.      Versi 2008
Pada tanggal 14 Nopember 2008, ISO telah menerbitkan standar SMM versi 2008, yaitu ISO 9001:2008, Quality management system – Requirements. Secara umum tidak muncul adanya persyaratan baru pada standar ini dibandingkan versi sebelumnya. Revisi yang dilakukan adalah untuk mempertegas pernyataan-pernyataan dalam standar yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Misalnya: jenis pengendalian yang dapat diterapkan untuk outsourced processes, satu prosedur tunggal dapat digunakan untuk mengatur beberapa kegiatan yang wajib didokumentasikan, dan penyelarasan dengan standar-standar terkait yang terbit dalam periode 2000-2008, seperti ISO 9000:2005, ISO 19011:2002, dan ISO 14001:2004.
Terkait dengan masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International Accreditation Forum) menyetujui skema sebagai berikut:
12 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan (baru maupun re-sertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008
24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku.
Meskipun dalam masa transisi, sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008, namun organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya.
Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program pelatihan/dokumentasi dan perubahrnnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008.





BAB II
PENUTUP

1.      KESIMPULAN

a.       ISO/IEC 17025 merupakan standar mutu yang dibuat untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi .
b.      ISO dibagi menjadi dua bagian utama yaitu persyaratan manajemen dan taknis.Persyaratan manajemen berisi tentang operasi dan keefektifan system manajemen mutu dalam laboratorium serta memiliki persyaratan yang dengan ISO 9001. Persyaratan teknis berisi tentang alamat kompetensi staf,metodologi pengujian ,peralatan ,dan kualitas dan pelaporan hasil pengujian dan kalibrasi.
c.       ISO 17025 dikembangkan dan diterapkan ,sehingga hasil dari pengujian dan kalibrasi laboratorium diakui karena kemampuan yang dimiliki. Tanpa jaminan tersebut maka akan mengakibatkan data ,pendapat, dan rekomendasi akan dicurigai, dipertanyakan, beresiko dan dikurangi nilai serta kegunaan .
d.      ISO 17025 dibagi menjadi 7 versi meliputi :
1.      ISO Guide 25: 1978
3.      ISO/IEC Guide 25: 1987
7.      ISO/IEC Guide 25: 2008


Tidak ada komentar:

Posting Komentar