Rabu, 26 Oktober 2016

RANCANGA PRAKTEK MIKROBIOLOGI UJI MPN

RANCANGAN PRAKTEK MIKROBIOLOGI
UJI MPN

 Hasil gambar untuk logo stembatema


DISUSUN OLEH :
ARIF ROMADON   (04)
DHIYAA ANISAH    (07)
ILHAM FAJAR ALI  (13)
M. JA’FAR SODIK   (21)
RIFAN PRAYOGO   (28)
SILVIA MAHARANI (30)


SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2014-2015
RANCANGAN PRAKTEK MPN

A.    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN adalah:
1.      Untuk mengetahui teknik uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN.
2.      Untuk mengetahui  kualitas dari air sumur, air sungai dan air gallon.

B.     Dasar Teori
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan (Prawiro, 1989).
Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Slamet, 2004).
Selain pentingnya air bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan lainnya, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan domestik rumah tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi, serta rekreasi (Soerjani, 1997).
Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan. Sungai-sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan (Pudjarwoto, 1993).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause, 1946).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli)Enterococcus faecalis,danClostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalahEscherichia coli (Gause, 1946).

Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais, 2007).
Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet, 2004).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001).
Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses,  E. coli ada sebanyak 11% dariColiform (Slamet, 2004).

Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Lim, 1998).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliformdalam sampel (Pakadang, 2010).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1996).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum (Volk, 1993).
Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanyaColiform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Kaldu laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilenatau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).

C.    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji  kualitas air dengan menggunakan metode MPN adalah :
 Alat
1.      Pipet tetes
2.      Rak tabung
3.      Tabung reaksi
4.      Gelas ukur 10 ml
5.      Tabung durham
6.      Bunsen
7.      Inkubator
8.      Handsprayer
 Bahan
1.      Sampel air (air sumur, air sungai dan air galon)
2.      Medium Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGLB)
3.      Medium Laktose Broth (LB)
4.      Medium Escherichia coli (EC)
5.      Aquades steril
6.      Alkohol 70%
7.      Korek api
8.      Spiritus
9.      Label

D.    Prosedur Kerja
1  Pengenceran
1.      Menyiapkan 9 tabung reaksi dan memberikan label pada masing-masing tabung dengan tanda 10-1, 10-2 dan 10-3.
2.      Mengisi tabung reaksi masing-masing 9 ml aquadest steril yang telah di ukur dengan menggunakan gelas ukur.
3.      Menambahkan sampel air sumur dan air sungai masing-masing 1 ml dengan menggunakan pipet tetes ke dalam tabung yang telah berisi aquades steril pada tabung pengenceran 10-1, kemudian mengocok agar tercampur secara homogen. Air galon tidak dilakukan pengenceran karena telah melalui proses sterilisasi.
4.      Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 ke dalam tabung pengenceran 10-2, kemudian mengocok sehingga tercampur secara homogen.
5.      Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-2 ke dalam tabung pengenceran 10-3, kemudian mengocok sehingga tercampur secara homogen.
6.      Perlakuan pada poin 3-5 dilakukan sebanyak 3 kali pada tabung reaksi yang lain.
2.  Uji Pendugaan
1.      Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) pada api Bunsen kemudian menambahkan masing-masing 5 ml/100 tetes dari tabung pengenceran 10-1 ke dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB), dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan menutup dengan kapas.
2.      Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) kemudian menambahkan masing-masing 1 ml/20 tetes dari tabung pengenceran 10-2 ke dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB), dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan menutup dengan kapas.
3.      Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) kemudian menambahkan masing-masing 0.5 ml/10 tetes dari tabung pengenceran 10-3 ke dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB), dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan menutup dengan kapas.
4.      Menghomogenkan secara perlahan pada seluruh tabung agar sampel menyebar rata keseluruh media.
5.      Menginkubasikan seluruh tabung pada suhu 340C selama 24 jam.
7.      Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung durham dan mencatat kode tabung yang positif mengeluarkan gas.
3.   Uji Penegasan
1.      Mengambil sampel air dari tabung LB yang positif yang ditandai adanya gelembung pada tabung durham kemudian memasukkan sebanyak 2 tetes kedalam tabung BGLB dan EC medium untuk pemeriksaan total Coliform.
2.      Menginkubasi media BGLB dan EC pada suhu 34oC selama 24 jam.
3.      Mencatat jumlah tabung yang menunjukkan tes penegasan positif.
4.      Menentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN yang terdapat pada lampiran.
                       

E.     Data Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Uji Pendugaan
No.
Sampel
MPN
10-1
10-2
10-3
1.
Air sumur
2.
Air sungai Poboya
3.
Air gallon

 Tabel Hasil Pengamatan Uji Penegasan

No.
Tingkat Pengenceran
Gambar Medium
Keterangan
BGLB
EC
BGLB
EC






1.



10-1
Air sumur






10-1
Air Sumur






10-1
Air sumur






2.


10-3
Air sumur








3.


10-1
Air sungai






10-1
Air sungai








4.


10-2
Air sungai






10-2
Air sungai